1.
Alangkah bagusnya hari sepagi ini. Ke gedung akuarium, kawan. Marilah kita ke sana, melihat ikan yang sedang berenang-renang di dalam air yang jernih. Ke sebelah kanan, kawan, sebab sebetah kiri penuh sesak teman-teman kita yang sedang melihat pula. Lihat, lepu ayam ikan ganjil. Sirip dan ekornya tumbuh melebihi panjangnya dari ikan biasa, sehingga merupakan ayam kalkun. Warnanya yang kemerah-merahan bercampur putih itu, sepadan benar dengan lenggoknya perlahan-lahan di air tenang. Semua teman-temannya tidak dipedulikannya. Dengan sombong katanya, ”Adakah lagi yang melebihi kegagahan dan kebagusanku? Akulah raja keindahan di air ini. Lihatlah, mereka lari, malu seraya menyingkirkan diri. (Dari Tinjauan Dunia Sang karya Maria Amin)
Kekhasan yang terdapat pada penggalan cerpen yang menunjukkan bahwa cerpen tersebut merupakan cerpen pada masa Jepang adalah ....
Correct Answer
A. Cerita berbingkai, ada cerita dalam cerita
Explanation
The uniqueness of the passage that indicates that it is a Japanese-style short story is the presence of a framed story, where there is a story within the main story. This narrative technique is commonly found in traditional Japanese literature, such as folktales and fables. The passage describes the protagonist's visit to an aquarium and focuses on a peculiar fish with exaggerated features. This main story is framed by the narrator's invitation to the friend to visit the aquarium. This structure of having multiple layers of storytelling is a characteristic feature of Japanese literature.
2.
(1)Airmata malah deras meleleh di pipi Myrna. (2)”Aku bukan batu karang yang teguh, Mak. Aku akan mengecewakan Emak, Abah, terutama Kang Win.”
(3)Ibunya memeluk Myrna.” Jangan mengaku apa yang tidak patut kamu katakan. Kira-kira Emak mulai memahami.”
(4)”Aku cuma berani bilang: aku batu karang yang rapuh. (5)Gelombang pasang dengan gampang menerpa dan menyapu aku ke tepian. (6)Boleh jadi sebentar lagi aku malah akan tertepikan dan lenyap dalam sejarahku.”
(7)”Tidak Myrna,” kata ibunya dengan lembut.”Kalau gambaran yang kamu sebutkan itu memang betul, mungkin saja Emak kecewa. (8)Tapi Emak tahu, kamu memang bukan batu karang. (9)Kenapa harus menyamakan diri dengan batu karang? (10)Batu karang tidak bernyawa, tidak berjiwa, tidak ber-roh.(11) Kamu manusia dengan tubuh, roh, dan jiwa. (12)Kalau tubuhnya bersalah, jangan kamu tambah dengan merusak jjiwamu. (13)Berdiri menyongsong masa depan. Masalahmu yang sebenarnya bukan kemarin.”
(14)”Maksudku, bagaimana caranya aku mengatakan kepada Kang Win? Aku tidak mau kalau sampai dia mengatakan aku menipunya.”
(Kerudung Merah Kirmizi, Remy Sylado)
Kalimat yang memuat informasi suasana batin Myrna adalah ....
Correct Answer
E. (2), (4), (6)
Explanation
The sentences (2), (4), and (6) provide information about Myrna's inner feelings and thoughts. In sentence (2), Myrna expresses her fear of disappointing her family. In sentence (4), she compares herself to a fragile rock that can easily be swept away by the tide, indicating her vulnerability. And in sentence (6), she mentions the possibility of being sidelined and disappearing from history. These sentences collectively reveal Myrna's emotional state and insecurities.
3.
(1)Airmata malah deras meleleh di pipi Myrna. (2)”Aku bukan batu karang yang teguh, Mak. Aku akan mengecewakan Emak, Abah, terutama Kang Win.”
(3)Ibunya memeluk Myrna.” Jangan mengaku apa yang tidak patut kamu katakan. Kira-kira Emak mulai memahami.”
(4)”Aku cuma berani bilang: aku batu karang yang rapuh. (5)Gelombang pasang dengan gampang menerpa dan menyapu aku ke tepian. (6)Boleh jadi sebentar lagi aku malah akan tertepikan dan lenyap dalam sejarahku.”
(7)”Tidak Myrna,” kata ibunya dengan lembut.”Kalau gambaran yang kamu sebutkan itu memang betul, mungkin saja Emak kecewa. (8)Tapi Emak tahu, kamu memang bukan batu karang. (9)Kenapa harus menyamakan diri dengan batu karang? (10)Batu karang tidak bernyawa, tidak berjiwa, tidak ber-roh.(11) Kamu manusia dengan tubuh, roh, dan jiwa. (12)Kalau tubuhnya bersalah, jangan kamu tambah dengan merusak jjiwamu. (13)Berdiri menyongsong masa depan. Masalahmu yang sebenarnya bukan kemarin.”
(14)”Maksudku, bagaimana caranya aku mengatakan kepada Kang Win? Aku tidak mau kalau sampai dia mengatakan aku menipunya.”
(Kerudung Merah Kirmizi, Remy Sylado)
Kalimat yang memuat majas metafora adalah kalimat nomor ....
Correct Answer
C. (5)
Explanation
Kalimat nomor (5) "Gelombang pasang dengan gampang menerpa dan menyapu aku ke tepian" memuat majas metafora. Dalam kalimat ini, gelombang pasang digambarkan sebagai sesuatu yang dengan mudah menerpa dan menyapu seseorang ke tepian. Metafora digunakan untuk menggambarkan perasaan Myrna yang rapuh dan mudah terguncang oleh situasi atau peristiwa yang datang.
4.
-
Perhatikan penggalan cerpen berikut!
Dengan suaminya yang ramah, hampir setiap sore, ada saja yang kami percakapkan. Banyak hal yang tampaknya ingin ia ketahui tentang saya. Tapi saya lebih suka, entah kenapa, menanyakan banyak hal tentang Mak Suma.
“Jadi …ia hidup sendiri. Telah berapa lama?”
“Sejak suaminya meninggal, Guru. Delapan tahun yang lalu.”
“Tidak adakah seseorang di desa ini yang cukup dekat dengannya?”
”Semua orang ingin dekat. Ia saja yang rupanya mau jauh.”
Mau jauh? Kembali saya ingat soal itu : daya tolak. Bibirnya yang melengkung. Alisnya yang terangkat tapi dahinya tidak berlipat. Matanya. Matanya. Ada apakah dengan matanya? Kenapa saya tak suka. Sungguh tolol. Perempuan itu telah menyita perhatian saya, padahal saya tak menginginkannya. Demikian menyitanya sampai-sampai terbawa dalam surat saya ke Mira, pacar saya. Tulis saya pada salah satu alinea : Namanya Mak Suma, Mira. Saya tak suka ia tapi pikiran saya selalu tertuju kepadanya. Ia punya daya tolah tapi tidakkah itu pula daya tariknya?
Cara pengarang menggambarkan watak Mak Suma adalah ....
Correct Answer
D. Dengan dialog antartokoh
Explanation
The author describes Mak Suma's character through the dialogue between the characters. The conversation reveals information about Mak Suma's personality, such as her preference to keep distance from others and her mysterious nature. The protagonist's thoughts and observations about Mak Suma also contribute to the portrayal of her character. Overall, the dialogue provides insight into Mak Suma's behavior and helps the reader understand her personality.
5.
”Marno, tengadahkan kedua tanganmu agar air yang aku guyurkan tertampung di kedua tanganmu, kemudian usapkan di perut istrimu.” Perintah dukun bayi sebelum mengguyurkan air di atas kepala suamiku sebagai guyuran terakhir. Sambil mengusapkan air di perutku, aku melihat mulutnya melafalkan doa dengan lirih, sangat lirih, hingga aku yang duduk rapat dengannya tidak mendengar apa yang diucapkannya.
Bersamaan dengan berakhirnya usapan di perutku, aku melihat air mata hampir menitik jatuh di mata suamiku. Sebentuk haruan dan kebahagiaan yang dirasakannya tergambar jelas di sudut matanya yang basah.
”Sekarang belahlah kelapa gading di depanmu, Marno.” Belum selesai dukun bayi mengucapkan perintahnya, suamiku sudah mengayunkan parang yang diambil di sisi kelapa.
”Braak.” kelapa itu terbelah tepat di tengah, suamiku tersenyum, dari mulutnya keluar kata, ”Laki-laki”. Kembali aku melihat binar bahagia terpancar dari air mata yang mengambang hampir jatuh.
(Jodoh, Dian Aksanti)
Mitos yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah ....
Correct Answer
C. Jika kelapa terbelah tepat di tengah, bayi yang akan lahir adalah bayi laki-laki
Explanation
The myth that is present in the given passage is that if a coconut is split exactly in the middle, the baby that will be born will be a boy. This myth is depicted when the husband successfully splits the coconut in half and declares that it is a boy. The happiness and joy in his eyes confirm this belief.
6.
Setahun setelah perkawinannya dengan Suparli, Sripah melahirkan Supeno, bocah laki-laki dengan muka bulat dan rambut ikal seperti bapaknya. Dua tahun kemudian disusul oleh Sinik. Keluarga ini memang masih sama-sama berusia muda. Suryanto, anak ketiga lahir setelah anak kedua berusia dua tahun tujuh bulan. Delapan tahun dengan tiga orang anak : lelaki-perempuan-lelaki. Sripah dan Suparli juga berpikir, anak perempuannya diapit oleh sua laki-laki. Itu namanya sendang kapit pancuran. Dalam kepercayaan Jawa, dia harus diruwat atau diupacarai dengan ditanggapkan wayang kulit. Kalau tidak, berarti Sripah harus melahirkan anak lagi. Hidup tentua akan bertambah berat.
Kalimat yang mendukung adanya nilai mitos terdapat pada ...
Correct Answer
E. Dalam kepercayaan Jawa, dia harus diruwat atau diupacarai dengan ditanggapkan wayang kulit.
Explanation
The sentence "Dalam kepercayaan Jawa, dia harus diruwat atau diupacarai dengan ditanggapkan wayang kulit" supports the presence of mythological beliefs because it mentions a Javanese belief that certain rituals, such as offering a wayang kulit puppet, need to be performed in order to appease or honor a certain entity or spirit. This belief suggests that there are supernatural or spiritual forces at play in the Javanese culture, which is a characteristic of mythological beliefs.
7.
(1)”Tapi Kijang kita kan ada di garasi dia, kenapa tidak pakai mobil kita saja?”
(2) ”Itu Kijang tua, Mas. Kalau dilihat dengan kacamata prestise, tentu saja Kijang tua kalah kelas dari Avansa yang berusia muda. Itu katamu sebelum kita memutuskan memakai mobil Kristina, kan?”
(3) ” Tapi waktu itu ...”
(4) Kali ini Widhi tak bisa menyembunyikan kekalutannya. (5) Butiran keringat dingin memenuhi dahinya. (6) Memang, sudah dua kali mudik lebaran Kristina mengizinkan kami meminjam Avanzanya. Sungguh tak disangka kali ini dia memintanya kembali sebelum batas waktu yang disepakati.
(7) ”Baiklah, kita pulang besok pagi,” Widhi bangkit.”Suruh anak-anak berkemas, Lis.”
(8) ”Tapi besok masih lebaran, Mas. Apa nanti kata orang tuamu?”
(9) ”Aku akan cari alasan yang tepat. Berilah pengertian pada Ares dan Iva. Aku yakin mereka anak-anak yang baik, yang selalu siap memahami kondisi orang tuanya.”
(10) Mudah-mudahan begitu, batinku tak yakin. (11) Secawan kebahagiaan yang tengah direguk dengan nikmat oleh anak-anakku, akan kurebut dengan paksa dan mendadak. (12) Benarkah mereka siap memahaminya, ikhlas melepasnya?
Amanat dalam kutipan tersebut adalah ....
Correct Answer
A. Sebaiknya kita mensyukuri milik sendiri dan menghargai kekuatan sendiri
Explanation
The passage suggests that it is better to appreciate and be grateful for what we have instead of constantly desiring what others have. The protagonist is hesitant to borrow their friend's car again because they feel guilty about taking advantage of their generosity. This implies that we should value our own possessions and abilities instead of coveting what others have.
8.
(1)”Tapi Kijang kita kan ada di garasi dia, kenapa tidak pakai mobil kita saja?”
(2) ”Itu Kijang tua, Mas. Kalau dilihat dengan kacamata prestise, tentu saja Kijang tua kalah kelas dari Avansa yang berusia muda. Itu katamu sebelum kita memutuskan memakai mobil Kristina, kan?”
(3) ” Tapi waktu itu ...”
(4) Kali ini Widhi tak bisa menyembunyikan kekalutannya. (5) Butiran keringat dingin memenuhi dahinya. (6) Memang, sudah dua kali mudik lebaran Kristina mengizinkan kami meminjam Avanzanya. Sungguh tak disangka kali ini dia memintanya kembali sebelum batas waktu yang disepakati.
(7) ”Baiklah, kita pulang besok pagi,” Widhi bangkit.”Suruh anak-anak berkemas, Lis.”
(8) ”Tapi besok masih lebaran, Mas. Apa nanti kata orang tuamu?”
(9) ”Aku akan cari alasan yang tepat. Berilah pengertian pada Ares dan Iva. Aku yakin mereka anak-anak yang baik, yang selalu siap memahami kondisi orang tuanya.”
(10) Mudah-mudahan begitu, batinku tak yakin. (11) Secawan kebahagiaan yang tengah direguk dengan nikmat oleh anak-anakku, akan kurebut dengan paksa dan mendadak. (12) Benarkah mereka siap memahaminya, ikhlas melepasnya?
Kalimat bermajas metonimia terdapat pada kalimat nomor ....
Correct Answer
A. (1), (6)
Explanation
The sentence "Tapi Kijang kita kan ada di garasi dia, kenapa tidak pakai mobil kita saja?" in line (1) and "Memang, sudah dua kali mudik lebaran Kristina mengizinkan kami meminjam Avanzanya. Sungguh tak disangka kali ini dia memintanya kembali sebelum batas waktu yang disepakati." in line (6) contain metonymy. In line (1), "Kijang kita" refers to the car owned by the speaker, while in line (6), "Avanzanya" refers to the Avanza car borrowed from Kristina. Both sentences use a part of something (the car) to refer to the whole thing.
9.
”Raden, ampunilah junjungan kami supaya dapat pulih kembali seperti sedia kala. Okh Raden, hanya padukalah satu-satunya harapan dan junjungan kami, Raden!”
”Tetap molek dan indah sekali, ” gumam Raden Bandungbandawasa setelah memandangi arca Rara Jonggrang.
” Lebih molek dan jelita jika hidup kembali, Raden. Oleh karena itu ampunilah dia,” bujuk emban tua.
”Barangkali kalian dapat menghidupkan kembali dengan membakar jerami kering dan menabuh lesung semalam suntuk,” jawab Raden Bandungbandawasa seraya melangkah pergi, pulang ke Pengging dengan hati yang riang dan ringan karena kesadaran bahwa kecantikan yang berlumur pengkhianatan tak perlu didambakan.
Pernyataan yang bernada menyindir perilaku curang dalam cerita tersebut adalah ...
Correct Answer
E. ”Barangkali kalian dapat menghidupkan kembali dengan membakar jerami kering dan menabuh lesung semalam suntuk,” jawab Raden Bandung bandawasa.
Explanation
The statement "Barangkali kalian dapat menghidupkan kembali dengan membakar jerami kering dan menabuh lesung semalam suntuk," jawab Raden Bandungbandawasa is a sarcastic remark that indirectly criticizes the dishonest behavior of Rara Jonggrang. Raden Bandungbandawasa suggests a ridiculous and impossible method to bring Rara Jonggrang back to life, implying that her beauty tainted by betrayal is not worth pursuing. This statement reflects Raden Bandungbandawasa's disdain and disappointment towards Rara Jonggrang's actions.
10.
”Raden, ampunilah junjungan kami supaya dapat pulih kembali seperti sedia kala. Okh Raden, hanya padukalah satu-satunya harapan dan junjungan kami, Raden!”
”Tetap molek dan indah sekali, ” gumam Raden Bandungbandawasa setelah memandangi arca Rara Jonggrang.
” Lebih molek dan jelita jika hidup kembali, Raden. Oleh karena itu ampunilah dia,” bujuk emban tua.
”Barangkali kalian dapat menghidupkan kembali dengan membakar jerami kering dan menabuh lesung semalam suntuk,” jawab Raden Bandungbandawasa seraya melangkah pergi, pulang ke Pengging dengan hati yang riang dan ringan karena kesadaran bahwa kecantikan yang berlumur pengkhianatan tak perlu didambakan.
Pesan moral yang dapat dipetik dari penggalan cerita di atas adalah ....
Correct Answer
B. Sebaiknya setiap orang mengimbangi kecantikannya dengan kebaikan.
Explanation
The passage suggests that beauty should be balanced with kindness. The main character, Raden Bandungbandawasa, realizes that beauty tainted by betrayal is not worth desiring. Therefore, the moral message that can be inferred is that one's beauty should be matched with good character and kindness.
11.
“ ….”
“ Tidak,” jawab Fola. Terkejut dengan kecepatan jawabannya,”Murid-muridku sudah pulang semua.”
“Kau akan pulang?”
“Tentu saja.”
“ Di manakah rumahmu?”
Fola terdiam sejenak mendengar pertanyaan Henrietta. Dia tidak perlu memberitahu di mana rumahnya kepada perempuan itu, namun sebaris alamat terucap dari mulut Fola.
“Mari pulang bersamaku. Kebetulan kantorku searah dengan tempat tinggalmu.” Henrietta mendongak.”Kebetulan hujan juga telah berhenti.”
Kalimat dialog yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang dari teks di atas adalah ….
Correct Answer
C. Apakah kau masih harus tinggal di sekolah?
Explanation
In the given conversation, Fola mentions that all her students have gone home, implying that she is a teacher. Henrietta asks Fola where her house is, to which Fola hesitates but eventually provides a partial address. Based on this information, it can be inferred that Fola might still need to stay at the school, possibly indicating that she lives at the school premises or has some responsibilities that require her to stay there. Therefore, the most appropriate question to complete the conversation would be "Apakah kau masih harus tinggal di sekolah?" (Do you still have to stay at the school?).
12.
Anakku membandingkan tempat tinggal kami yang sekarang dengan Purwodari.
“Di sana lebih banyak pohon buah ya, Bu,” kata sulungku.
“Karena kebanyakan rumah di sana punya pekarangan” sahutku.
“Di ruah kita malahan ada tiga malahan ada tiga macam : golek, kalijiwo, lalu apa Bu, satunya lagi?”
“Gadung.”Jawabku, dan kuteruskan.”Di tempat kakek lebih banyak lagi.Hampir semua jenis mangga ada.”
“Karena tempat kakek lebih luas dari rumah kita di sana!” anak sulungku menyatakan isi pikirannya.
“…. Sekarang, di Semarang inilah rumah kita!”
Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang dari cerita di atas adalah ….
Correct Answer
B. Itu bukan rumah kita, sayang.
Explanation
The correct answer is "Itu bukan rumah kita, sayang." This sentence completes the story by responding to the suggestion of moving to Purwodari. It implies that the current house in Semarang is their home, and they should not consider moving to Purwodari.
13.
(1) Pujo : Ling, Apakah kita jadi bertemu Pak Lurah?
(2) Maling : Untuk apa? Dia pasti sudah bertemu Kolonel Jono.
(3) Pujo : Maksudmu? Pak Lurah mau menjadikan kita tumbal!
(4) Maling : Begitulah. Bukankah dia maju mencalonkan diri sebagai anggota DPRD!
(5) Suminten : Maksudnya apa, Kang!
(6) Pujo : Jadi kesepakatan yang kita buat di hutan itu bohong belaka!
(7) Suminten : Kesepakatan? Kesepakatan apa?
(8) Maling : Tentang kawan-kawan kita yang dituduh mencuri kayu hutan!
Kalimat dialog yang berisi informasi latar adalah ....
Correct Answer
C. (6)
Explanation
The correct answer is (6) because it reveals that the agreement made in the forest was a lie, indicating that there was a previous agreement between the characters that is relevant to the conversation.
14.
(1) Pujo : Ling, Apakah kita jadi bertemu Pak Lurah?
(2) Maling : Untuk apa? Dia pasti sudah bertemu Kolonel Jono.
(3) Pujo : Maksudmu? Pak Lurah mau menjadikan kita tumbal!
(4) Maling : Begitulah. Bukankah dia maju mencalonkan diri sebagai anggota DPRD!
(5) Suminten : Maksudnya apa, Kang!
(6) Pujo : Jadi kesepakatan yang kita buat di hutan itu bohong belaka!
(7) Suminten : Kesepakatan? Kesepakatan apa?
(8) Maling : Tentang kawan-kawan kita yang dituduh mencuri kayu hutan!
Pokok persoalan yang dibicarakan oleh tokoh-tokoh dalam penggalan cerita di atas adalah ....
Correct Answer
A. Maling mencurigai Pak Lurah yang tidak mematuhi kesepakatan bersama
Explanation
The conversation between Maling and Pujo suggests that Maling suspects Pak Lurah of not adhering to the agreement they made. Pujo accuses Maling of not following the agreement with Pak Lurah. Suminten is unaware of the outcome of her husband's conversation with Pak Lurah. Therefore, the correct answer is that Maling suspects Pak Lurah of not adhering to the agreement they made.
15.
“Pulang ke mana Mas? Saya antarkan.” Tiba-tiba suara itu terdengar sangat dekat di telingaku sewaktu aku melangkah di halaman stasiun. Aku pura-pura tak peduli.
“ Pulang ke mana sih?” suara tukang becak itu berlanjut. Pasti ditujukan padaku. Terasa tangannya menggamit tasku.
“Dekat kok,” jawabnya sekenanya.
“ Ya, mari saya antarkan.”
Aku menoleh padanya. Sialan, ... dan akhirnya berhasil memaksaku naik becaknya. Yang pertama, setelah tiba di rumah dia meminta tambahan ongkos meskipun yang kuberikan sudah lebih dari cukup. (Sekali-sekali Mas, katanya). Yang terakhir waktu aku sedang menawar becak lain dia sengaja, dengan tubuh kerempengnya, menyorongkan becaknya. Kesudahannya dia minta tambahan ongkos dengan gaya merengek.
Klausa yang sesuai untuk mengisi bagian rumpang penggalan cerpen di atas adalah ....
Correct Answer
C. Dialah yang selama dua kali berturut-turut kepulanganku berhasil mencegatku
Explanation
The correct answer is "dialah yang selama dua kali berturut-turut kepulanganku berhasil mencegatku". This phrase fits in the context of the passage because it explains that the person being referred to is the one who successfully intercepted the narrator's journey home on two separate occasions.
16.
(1) Telepon berdering dari ruang tamu. (2) Segera Renata berlari kecil dari kamar tidurnya. (3) Tanpa sengaja ia menyenggol vas bunga di samping telepon, jatuh berkeping-keping. (4) Renata tidak jadi mengangkat gagang telepon.
Renata : Halo,...selamat siang! ((5)sedikit menarik kabel telepon, jongkok sambil memunguti kepingan vas bunga)
Penelepon : Selamat siang. Ini benar rumah keluarga Sudibyo?
Renata : Iya, benar. Maaf, Anda siapa? ((6)sambil berjalan menuju dapur, mengambil sapu)
Penelepon : Mm....kami dari pihak rumah sakit!
Renata : Rumah sakit?
Penelepon : ....
Renata : Kecelakaan? Siapa namanya, Pak?
Penelepon : Saudara Angga!
Renata : (sambil berteriak-teriak) Bapak...Ibu...Mas Angga kecelakaan!
Penelepon : Mohon Anda segera ke rumah sakit!
Renata : Oh. Iya. Saya segera ke sana. Terima kasih. ((7) meletakkan gagang telepon dengan sedikit lemas)
Dialog yang sesuai untuk melengkapi bagian rumpang dari penggalan drama di atas adalah ....
Correct Answer
C. Ya, benar. Ada salahsatu keluarga Anda yang mengalami kecelakaan
Explanation
The correct answer is "Ya, benar. Ada salahsatu keluarga Anda yang mengalami kecelakaan." This answer is the most suitable to complete the dialogue because it directly responds to the caller's statement about the accident and confirms that someone from Renata's family has been involved in an accident.
17.
(1) Telepon berdering dari ruang tamu. (2) Segera Renata berlari kecil dari kamar tidurnya. (3) Tanpa sengaja ia menyenggol vas bunga di samping telepon, jatuh berkeping-keping. (4) Renata tidak jadi mengangkat gagang telepon.
Renata : Halo,...selamat siang! ((5)sedikit menarik kabel telepon, jongkok sambil memunguti kepingan vas bunga)
Penelepon : Selamat siang. Ini benar rumah keluarga Sudibyo?
Renata : Iya, benar. Maaf, Anda siapa? ((6)sambil berjalan menuju dapur, mengambil sapu)
Penelepon : Mm....kami dari pihak rumah sakit!
Renata : Rumah sakit?
Penelepon : ....
Renata : Kecelakaan? Siapa namanya, Pak?
Penelepon : Saudara Angga!
Renata : (sambil berteriak-teriak) Bapak...Ibu...Mas Angga kecelakaan!
Penelepon : Mohon Anda segera ke rumah sakit!
Renata : Oh. Iya. Saya segera ke sana. Terima kasih. ((7) meletakkan gagang telepon dengan sedikit lemas)
Deskripsi akting yang tidak logis dalam penggalan naskah drama di atas adalah nomor ....
Correct Answer
D. (4), (6)
Explanation
The illogical acting in the script excerpt can be seen in lines (4) and (6). In line (4), Renata initially decides not to answer the phone, but in line (6), she asks who the caller is. This inconsistency suggests a lack of continuity in Renata's actions and decision-making.
18.
Ibu begitu was-was saat aku bilang bahwa aku diterima kerja pada sebuah proyek di hutan Kalimantan. Berkali-kali Ibu bertanya apa aku yakin akan berangkat ke sana. Padahal aku tahu sebetulnya Ibu ingin bilang : jangan berangkat ke sana Angga. Karena walaupun saat itu aku masih kecil, tapi aku cukup mampu berpikir saat hari Ayah dikubur orang-orang berbisik-bisik akan kematian Ayah yang aneh .... Mereka menyebut perempuan itu sebagai peri hutan. Ada kemungkinan Ayah telah menjalin sebuah hubungan dengan salah satu peri hutan tersebut. Kupikir, karena selentingan inilah yang membuat Ibu jauh lebih menderita; perselingkuhan. Bukan kematian.
Kalimat yang sesuai untuk melengkapi bagian rumpang dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
Correct Answer
B. Bahwa kematian seperti itu adalah hasil teluh perempuan pedalaman hutan Kalimantan yang kehilangan cintanya
Explanation
The correct answer suggests that the death of the father is the result of a curse from a woman in the Kalimantan jungle who lost her love. This explanation implies that the father's death was not caused by an animal attack or unhealthy competition in the workplace, but rather a supernatural event related to a love affair with a woman from the jungle. This aligns with the narrator's suspicion that the father had a relationship with a forest nymph and the mother's suffering due to infidelity.
19.
Punden di desa kami dijadikan sentral kegiatan ritual para orang tua. Di tempat itu para orangtua kami mempertemukan dua mempelai pengantin, setelah diarak keliling desa. Di situ pengantin laki-laki dan perempuan saling melempar sirih, setelah dukun rias membakar kemenyan, sebagai cara minta restu pada Dayang penunggu desa. Di punden itu juga para orangtua kami mengadakan kenduri, mendatangkan tayuban setiap sedekah bumi setahun sekali.
Unsur budaya yang sampai sekarang masih ditemukan dalam acara perkawinan adalah ...
Correct Answer
C. Pengantin laki-laki dan perempuan saling melempar sirih
Explanation
The correct answer is "Pengantin laki-laki dan perempuan saling melempar sirih". This is because in the given passage, it is mentioned that the bride and groom throw sirih leaves at each other as a way to ask for blessings from the Dayang, the guardian spirit of the village. This practice is a cultural tradition that is still found in wedding ceremonies today.
20.
Ali : Tadi aku dengar suara Hustam, di mana dia sekarang?
Samsudin : Entahlah, tadi ia sudah pamit pulang.
Ali : Apa keperluan penyair gila itu ke sini?
Samsudin : Kayak kamu tak tahu saja, apa lagi kalau bukan masalah ekonomi.
Ali : Yah, itu mah sudah biasa!
Samsudin : Oh, ya apa kamu sudah selesai dengan pekerjaanmu? Jika sudah, rekan-rekan yang lain diberi tahu bahwa kita akan mengadakan rapat persiapan ulang tahun Hari Bahasa dan Sastra.
Ali : Kapan? Di mana?
Samsudin : ...
Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog yang menggambarkan latar tempat pada penggalan naskah drama tersebut adalah ...
Correct Answer
D. Ya di sini dong, mau di mana lagi
Explanation
The correct answer suggests that the location for the meeting to prepare for the Language and Literature Day anniversary should be at the current location where the conversation is taking place, which is implied by the phrase "Ya di sini dong, mau di mana lagi" (Yes, here is fine, where else?). This response indicates that the speaker agrees with the suggestion of holding the meeting at their current location.
21.
Ayu : Mas Andre, maafkan aku. Aku telah mengkhianati cinta kita. Aku harus berbesar hati demi membayar utang keluargaku.
Andre : Jadi kamu mau kawin sama bapakku demi membayar hutang?
Ayu : Tolonglah Mas, izinkan aku berbakti sama keluargaku. Aku rela kok Mas!
Andre : Aku mengerti kesulitanmu, tapi kenapa cinta kita tidak pernah bersatu.
Juragan : Ayu...ayo keluar tamu sudah menunggu...Kamu juga Ndre jangan lama-lama sama ibumu...
Ayu : Ya sebentar..... (mereka berdua keluar dari kamar)
Juragan : Para hadirin semua, (diam beberapa saat, menatap Ayu dan Andre sebentar) pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin mengumumkan pernikahan Ayu dengan anak saya Andre.
Pernyataan berikut yang sesuai dengan isi penggalan naskah drama di atas adalah ....
Correct Answer
C. Juragan ingin membuat kejutan dengan menikahkan Ayu dan Andre.
Explanation
In the given excerpt, Juragan interrupts the conversation between Ayu and Andre and announces that Ayu will be marrying his son, Andre. This suggests that Juragan had planned to surprise Ayu and Andre by arranging their marriage without their knowledge. Therefore, the statement "Juragan ingin membuat kejutan dengan menikahkan Ayu dan Andre" is the correct answer.
22.
Tiba-tiba aku melihat Bapak berlinangan air mata. Aku kaget luar biasa. Tapi, ia tidak berkata sepatah kata pun. Ia tidak menatapku, tapi aku merasakan hatinya sedang menatapku tajam. Aku meraih tangan Ibu, menciumnya dan sungkem pada ibuku.
”Mohon doanya ya, Bu.”
Ibu terisak. Aku juga melakukannya pada Bapak. Kali ini aku yang terisak. Karena ketika memeluknya, aku merasakan tubuh Bapak yang sudah mulai tua dan ringkih. Bapak kurus sekali, lebih kurus dari yang aku kira. Bahunya keras, ia seperti tak pernah mengistirahatkan bahunya untuk menyandang beban hidupnya yang berat. Bapak pasti juga punya impian seperti aku.
Amanat yang tersirat dalam penggalan novel tersebut adalah ....
Correct Answer
D. Mintalah doa restu pada orangtua dalam setiap perjuangan
Explanation
The passage describes a touching scene where the narrator sees their father crying and feels a deep sense of concern for him. They then express their love and respect for their parents by kissing their mother and bowing to their father, asking for their prayers. This suggests that the implicit message in the passage is to seek the blessings and support of one's parents in every endeavor.
23.
Ketika berpikir tentang “Keluarga kami yang berbahagia” Sandra hanya mendapatkan gambaran sebuah rumah yang berantakan.Botol-botol dan kaleng-kaleng minuman yang kosong berserakan di meja, lantai, bahkan sampai ke atas tempat tidur. Tumpahan bir berceceran di atas kasur yang spreinya terseret entah ke mana.
Unsur intrinsik yang paling dominan dalam penggalan cerpen di atas adalah …
Correct Answer
C. Latar
Explanation
The most dominant intrinsic element in the given excerpt is the setting or "latar". The description of a messy house with empty bottles and cans scattered on the table, floor, and even on the bed, along with spilled beer on the bed, indicates the physical environment in which the story takes place. This description sets the tone and atmosphere of the scene, providing a vivid image of the chaotic and untidy surroundings.
24.
(1)”Selalu,” Imam Mathori mengusap muka, menandaskan,”Adzanlah sekali lagi, Ali! Waktu sudah hampir habis...” (2)Menatap jam. Merapikan serban dan kopiah. Batuk.
(3) Melengking. Suara Ali memanggil, suara adzan menembus atap menyayat dan berirama. (4) Kembali lantang. Menuju lembah, sawah, menyeruak rumah-rumah, jendela-jendela: menyapa orang-orang yang tetap sibuk bekerja. (5) Anak-anak ribut-riuh berkeliaran tanpa dosa di pematang. (6) Perempuan-perempuan bebal menenteng rantang suami, ayah, buyut, saudara. (7) Orang hidup harus bekerja. Harus makan.
Unsur agama tergambar pada kalimat ...
Correct Answer
A. (1), (3)
Explanation
The correct answer is (1), (3). This is because in sentence (1), the character Imam Mathori is emphasizing the importance of the Adzan (Islamic call to prayer), indicating a religious element. In sentence (3), the sound of Ali's call to prayer is described as piercing and rhythmic, further highlighting the religious aspect. The other options do not specifically mention any religious elements.
25.
Di tengah alunan orkes Madun yang terpancar dari radio, kami memulai percakapan penting itu. Kami tahu saatnya telah tiba. Kami tidak bisa berbohong lagi, kalau tidak mau gila. Sudah terlalu lama kejadiannya kami biarkan berlangsung. Menggila dan memperbudak kami. Dengan kata-kata yang sederhana semuanya harus diselesaikan.
“Sudah kaupikirkan bahwa perkawinan ini berarti perubahan, perubahan pada diri kita?” tanyanya padaku.
“Aku mengerti dan aku sudah siap.”
“Seandainya kelak ada yang engkau sesalkan, apa yang akan kau lakukan?”
“Aku tak akan menyesal, sayang. Walaupun yang kau lepaskan ini bernama kebebasan, kemerdekaan yang dipuja oleh para seniman, kaum cendikiawan, kaum muda dan …”
Sudut pandang yang digunakan dalam kutipan novel tersebut adalah sudut pandang .…
Correct Answer
A. Orang pertama sebagai pelaku utama
Explanation
The given passage is written in first-person point of view, as indicated by the use of pronouns such as "kami" and "aku". The narrator is directly involved in the events and is sharing their thoughts and feelings. They are one of the main characters in the story, as indicated by their active participation in the conversation about marriage and change. This perspective allows the reader to experience the story through the narrator's eyes and understand their personal perspective and emotions.
26.
Saya malu memakai pakaian demikian, Khadijah, tidak cocok dengan diriku, aku tak biasa.”
“Itulah yang akan dibiasakan.”
“Pakaian begini tak diadatkan di negeri kita.”
“Dahulu yang tidak, kini inilah pakaian yang lazim.”
“Saya tidak mau membuka rambut.”
“Membuka rambut apakah salahnya? Bukanlah panas kalau selalu ditutup saja?”
“Sebetulnya saya tidak mempunyai pakaian yang demikian.” Sahut Hayati pula.
“Itu gampang pakailah pakaianku, itu tersedia dalam lemari berapa saja kau mau.”
Setelah bertengkar-tengkar yang hampir saja menyebabkan Hayati tak jadi pergi, tetapi mengingat hendak bertemu dengan Zainuddin nanti, dipakainya juga pakaian itu.
(Tenggelamnya Kapal Va Der Wijck, HAMKA)
Sudut pandang yang dipakai dalam penggalan novel di atas adalah …
Correct Answer
D. Diaan serba tahun
Explanation
The correct answer is "diaan serba tahun." This means that the point of view used in the excerpt is omniscient, where the narrator has knowledge of the thoughts and feelings of multiple characters. This is evident in the passage where the narrator describes the thoughts and dialogue of both Khadijah and Hayati during their argument about clothing choices.